Semen
Semen
Semen merupakan salah satu komponen penyusun beton yeng
berfungsi sebagai perekat antara komponen agregat halus, agregat kasar, dan
air. Semen terdiri dari zat-zat kimia tertentu dimana zat kimia tersebut berfungsi
sebagai perekat antar suatu komponen. Suatu jenis semen dikatakan memliliki
kualitas yang baik apabila memiliki tingkat perekatan yang tinggi dan waktu
yang lama dalam suatu kondisi tertentu.
Secara tradisional dikenal
5 jenis semen:
Tipe I (normal): tidak
memiliki karakteristik spesial, digunakan untuk konstruksi biasa
Tipe II (modifikasi):
digunakan pada lingkungan yang terekspos sulfat dengan kadar yang sedang
Tipe III (kekuatan awal
tinggi): digunakan ketika suatu struktur membutuhkan kekuatan yang tinggi dalam
waktu yang singkat.
Tipe IV (low heat):
Digunakan untuk struktur yang massive.
Tipe V (sulfate resisting):
Digunakan untuk lingkungan yang memiliki kadar sulfat yang tinggi (footing,
basement walls, etc).
Jenis semen yang juga
sering digunakan sekarang ini adalah: ‘blended portland cement’. Disini
perencana dapat menentukan sendiri campuran semen yang diinginkan.
Semen Portland
Semen portland adalah salah
satu jenis semen hidrolik yang paling banyak digunakan untuk pekerjaan
konstruksi beton, sedang yang dimaksud dengan semen hidrolik adalah semen yang
akan mengeras jika bereaksi dengan air dan mempunyai kemampuan mengikat.
Bahan utama (raw materials)
penyusun semen portland adalah kapur (CaO), silika (SiO2 ) serta oksida
besi dan aluminium (Fe2O3 dan Al2O3).
Senyawa utama
dari semen portland
Tricalcium
silicate 3CaO.SiO2 (C3S), Dicalcium silicate 2CaO.SiO2 (C2S)
Tricalcium aluminate 3CaO.Al2O3
(C3A), dan Tetracalcium aluminoferrite 4CaO.Al2O3.Fe2O3
(C3AF).
Selain 4
senyawa utama diatas, semen portland juga mengandung senyawa-senyawa lain dalam
jumlah kecil, seperti: MgO, TiO2, Mn2O3 , K2O
dan Na2O. Diantara senyawa minor tsb, dua senyawa minor yang harus
menjadi perhatian adalah K2O dan Na2O, senyawa ini
disebut alkalis.
Hidrasi semen
portland
Hidrasi adalah reaksi yang terjadi saat semen dicampur dengan air. Pada
proses hidrasi terjadi reaksi kimia antara mineral semen dengan air, membentuk
produk hidrasi yang membuat semen memiliki kemampuan mengikat. Proses hidrasi
terjadi secara simultan antara komponen-komponen mineral yang terkandung dalam
semen tapi dengan laju yang berbeda-beda.
Comments
Post a Comment