Pengujian Mekanik Material
Uji Tarik (Tension Test)
Uji Impak (Impact Test)
Uji Lelah (Fatigue Test)
Uji Kekerasan (Hardness Test)
Uji Mulur (Creep Test)
Uji Lentur (Flexure Tes7)
Uji Tekuk (Bend Test)
Pada
kesempatan kali ini, kita akan membahas 3 pengujian yaitu uji tarik, uji impak,
dan uji lelah.
UJI TARIK (TENSION
TEST)
Sifat
mekanik yang diperoleh dari pengujian tarik adalah :
•
Kekuatan Tarik (tensile strength)
•
Kekuatan Luluh (yield strength)
•
Keuletan (ductility)
•
Ketangguhan (toughness)
•
Modulus Elastisitas
Sampel
Uji Tarik
•
Lokasi pengambilan sample, bentuk, dan dimensi spesimen uji tarik harus
mengikuti standar, misalnya JIS, ASTM
•
Dimensi utama dari sample uji tarik adalah:
Luas
penampang melintang awal = Ao
Panjang
uji awal (gage length) = Lo
Metoda
Pengujian
•
Spesimen uji tarik dijepit di kedua ujungnya dan ditarik dengan kecepatan
konstan
•
Akibat tarikan tersebut, specimen akan bertambah panjang dengan pertambahan
panjang adalah ΔL
•
Akibat pertambahan panjang yang terjadi pada specimen, maka load cell akan
mencaat reaksi berupa gaya tarik, P.
Kurva
Tegangan-regangan Teknik (Engineering stress-strain curve)
Dari
kurva tegangan-regangan teknis dapat diketahui beberapa sifat material, antara
lain:
Kekuatan
tarik,
Ketangguhan
(Toughness)
•
Ketangguhan material ditunjukkan oleh energi yang mampu diserap material sampai
material patah
UJI IMPAK (IMPACT
TESTING)
•Pengujian impak dilakukan untuk mendapatkan data keuletan
material atau ketangguhan daerah lasan.
•Spesimen yang diberi takikan (notch) menerima beban
tiba-tiba.
•Besarnya
energi yang digunakan untuk mematahkan spesimen diukur.
Energi
untuk mematahkan spesimen diukur berdasarkan pada perbedaan energi potensial
dari bandul pemukul pada saat sebelum dan sesudah memukul spesimen
E=mg
(a-b)
dimana
:
E
= energi untuk mematahkan spesimen (joule)
m
= masa bandul pemukul
g
= percepatan grafitasi
a
= beda tinggi titik pusat masa bandul pemukul ke
spesimen
saat sebelum memukul
b
= beda tinggi pusat masa bandul sesudah memukul
specimen
UJI KELELAHAN
(FATIGUE TEST)
•Material
bila menerima beban dinamis kelakuannya tidak sama bila dibandingkan dengan
kelakuannya pada pembebanan statis.
Metoda
Pengujian Fatigue:
•
Metoda fatigue lentur putar (Rotating Bending Fatigue )
•
Metoda fatigue axial (Axial Fatigue)
•Pada
mesin uji fatigue lentur putar, beban yang diterima oleh spesimen adalah
tegangan normal bolak-balik murni dengan rasio tegangan R=1.
•Besarnya
tegangan dan jumlah putaran, N, yang mampu diterima oleh spesimen dicatat
sebagai data pengujian.
•Bila
pengujian fatigue dilakukan terhadap beberapa spesimen yang diberi tegangan
berbeda-beda maka jumlah putaran yang mampu diterima oleh setiap spesimen
sampai patah akan berbeda pula.
•Pemetaan tegangan sebagai fungsi
dari jumlah putaran akan diperoleh kurva S-N.
•Kurva
S-N untuk material baja membentuk garis horisontal pada suatu beban tegangan
tertentu.
•Dibawah
tegangan ini secara teoritis baja tersebut mampu menerima beban fatigue untuk
selamanya tanpa terjadi patah. Batas tegangan ini disebut batas fatigue (fatigue
limit).
•Sedangkan
material aluminium, tembaga, magnesium dan paduan tembaga memiliki kurva S-N
yang terus menurun dengan naiknya jumlah putaran. Material jenis ini tidak
memiliki batas fatigue.
•Sebagai penggantinya ditentukan
suatu parameter yang disebut kekuatan fatigue (fatigue strength), yaitu
besarnya tegangan yang mampu diterima oleh material untuk sejumlah putaran
tertentu, misalnya 10°.
•Batas fatigue dan kekuatan fatigue
material bergantung pada beberapa faktor antara lain:
• Ukuran komponen
• Konsentrasi tegangan, misalnya
adanya takikan
• Kekasaran permukaan clan proses
pengerjaan
•
Tegangan sisa
Kurva
S-N untuk Aluminium dan Baja Karbon
Comments
Post a Comment