Beton
Beton
Beton
adalah material komposit yang tersusun dari agregat kasar dan agregat halus
yang terikat secara kimiawi oleh produk hidrasi semen. Beton adalah campuran
pasir, kerikil atau batu adalah campuran pasir, kerikil atau batu pecah, semen
dan air. Bahan lain (admixtures) dapat ditambahkan pada campuran beton untuk meningkatkan
workability, durability, dan waktu pengerasan. Beton mempunyai kekuatan tekan
yang tinggi, tetapi kekuatan tariknya rendah.Beton dapat retak karena adanya
tegangan tarik akibat beban, susut yang tertahan, atau perubahan temperatur. Beton
bertulang adalah kombinasi dari beton dan baja, dimana baja tulangan memberikan
kekuatan tarik yang tidak dimiliki beton. Baja tulangan juga dapat memberikan
tambahan kekuatan tekan pada struktur beton.
Keuntungan Penggunaan Beton
Bertulang untuk Material Struktur
ü Mempunyai kekuatan tekan yang tinggi Ketahanan yang
tinggi terhadap api
ü Mempunyai kekakuan yang tinggi
ü Pemeliharaan yang mudah dan relatif murah
ü Umur bangunan yang panjang.
ü Mudah diproduksi, terbuat dari bahan bahan yang
tersedia lokal (batu pecah/kerikil, pasir,dan air), dan sebagian kecil semen
dan baja tulangan yang dapat didatangkan dari tempat lain.
ü Dapat digunakan untuk berbagai bentuk elemen struktur fungsi
arsitektur
ü Ekonomis, terutama untuk struktur pondasi dan basement
ü Tidak memerlukan tenaga kerja dilatih khusus.
Kerugian Penggunaan Beton
Bertulang untuk Material Struktur
ü Mempunyai kekuatan tarik yang rendah (berkisar antara
9-15% kuat tekannya) sehingga memerlukan baja tulangan untuk menahan tarik.
ü Memerlukan cetakan/bekisting serta formwork sampai beton
mengeras, yang biayanya bisa cukup tinggi.
ü Struktur umumnya berdimensi besar karena kekuatan yang
rendah per unit volume.
ü Properties dan karakteristik beton bervariasi sesuai dengan
proporsi campuran dan proses mixing
ü Berubah volumenya sejalan dengan waktu (adanya susut
dan rangkak).
Kriteria - kriteria agar
beton yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik
Ada dua
kriteria yang harus dipenuhi agar beton dapat dikategori sebagai beton yang
memiliki kualitas baik.
Pertama, kriteria yang
harus dipenuhi pada saat beton tersebut masih dalam keadaan basah (beton
segar/freshconcrete) dan kedua, kriteria yang harus dipenuhi pada saat beton
tsb sudah mengeras (hardenedconcrete).
Kriteria - kriteria yang
harus dipenuhi pada saat beton belum mengeras antara lain: konsistensi campuran
sedemikian sehingga adukan tersebut dapat dipadatkan dengan mudah, selain itu
adukan juga cukup kohesif untuk ditempatkan/dicor sehingga tidak terjadi
segregasi (pemisahan kerikil) yang berakibat pada saat beton tersebut mengeras diperoleh
beton yang tidak homogen.
Sedangkan kriteria utama
yang biasanya harus dipenuhi untuk beton yang sudah mengeras adalah kekuatan
tekan beton dan durabilitas beton tsb harus sesuai dengan yang disyaratkan.
Sifat
Mekanik Beton
ü Kekuatan tekan dan Kekuatan tarik
ü Modulus Elastisitas
ü Susut (Shrinkage)
ü Rangkak (Creep)
Kekuatan Tekan (fc’) dan Kekuatan
tarik
Kuat
tekan beton hampir selalu dijadikan acuan dalam perencanaan suatu campuran
beton. Masih banyak yang beranggapan beton dengan kekuatan tinggi pasti
memiliki karakteristik lain yang baik juga, seperti misalnya durabilitas yang
tinggi. Hal ini tidak sepenuhnya benar, karena durabilitas lebih ditentukan
dari permeabilitas dan karakteristik selimut betonnya. Walaupun demikian,
kekuatan beton bisa memberi
gambaran keseluruhan
kualitas beton tsb karena kekuatan terkait langsung dengan struktur hidrasi dari
pasta semennya. Kekuatan beton juga merupakan elemen kinerja utama untuk perencanaan
struktural.
Kekuatan
tekan beton ditentukan berdasarkan tes benda uji silinder beton (ukuran 15 x 30
cm) usia 28 hari. Secara umum di gunakan sebagai parameter kontrol yang menjadi
ukuran bagi kualitas beton. Dipengaruhi oleh:
ü Perbandingan air/semen (water/cement ratio)
ü Tipe semen
ü Admixtures/bahan tambahan
ü Agregat
ü Kelembaban
ü selama curing/perawatan (yaitu: pada waktu beton baru
saja mulai mengeras)
ü Temperatur selama curing
ü Umur beton
ü Kecepatan pembebanan
Dua faktor utama yang menentukan
kekuatan beton adalah: (1) perbandingan air semen (w/c ratio) dan (2) tingkat
kekompakan beton.Jika diasumsikan bahwa beton tidak memiliki masalah kekompakan/kepadatan,
maka faktor utama yang menentukan kekuatan beton adalah perbandingan air semen.
Modulus Elastisitas, Ec
Modulus
elastisitas beton adalah konstanta elastis dari material beton yang besarnya
dapat ditentukan dari kurva hubungan tegangan-regangan yang merupakan
kemiringan atau tangen dari kurva tersebut.
Beberapa definisi:
ü Modulus awal, yaitu slope atau kemiringan kurva
tegangan regangan di titik awal kurva (Ec)
ü Modulus tangen, yaitu slope atau kemiringan di suatu
titik pada kurva tegangan regangan, misalkan pada kekuatan 50% dari kekuatan
ultimate
ü Modulus secan, yaitu garis yang menghubungkan titik
awal kurva dengan titik lain pada kurva, misal titik dengan tegangan 0.5 f c
Modulus
elastisitas yang tinggi berarti kekakuan beton tersebut tinggi, sedang modulus
elastisitas yang rendah berarti beton tersebut bersifat lebih ductile. Modulus elastisitas
beton (berat normal) bervariasi antara 20000 sampai 30000 MPa, tergantung dari
kuat tekannya. Modulus elastisitas juga dipengaruhi oleh karakteristik bahan
penyusunnya terutama modulus elastisitas dari agregat kasarnya.
Nilai Modulus Elastisitas:
Ec = wc1.5 (0.043) Öfc’ (MPa) Untuk beton normal, wc = 2200 - 2400 kg/m3
Ec = 4700 Öfc’ (MPa)
Susut (Shrinkage)
Susut
didefinisikan sebagai perubahan (penurunan) volume yang tidak berhubungan
dengan beban. Tingkat susut pada beton berbanding lurus dengan faktor air
semennya dan berbanding terbalik dengan ukuran agregat kasarnya.Pada saat
adukan beton mengeras, sebagian dari air akan menguap. Akibatnya beton akan
menyusut dan retak. Retak dapat mengurangi kekuatan elemen struktur, dan dapat menyebabkan
baja tulangan terbuka sehingga rawan terhadap korosi. Susut berlangsung pada
waktu yang lama, tetapi 90% terjadi pada tahun pertama. Semakin luas permukaan
beton yang terbuka, semakin tinggi tingkat susut yang terjadi. Besarnya susut
tergantung dari komposisi beton, yaitu a.l. kandungan air, volume dan jenis
agregat kasar serta jumlah kandungan semen.
Rangkak (Creep)
Rangkak
didefinisikan sebagai peningkatan regangan dengan bertambahnya waktu pada
kondisi tegangan yang konstan. Pada struktur beton bertulang, rangkak akan
menimbulkan deformasi yang permanen.Pada saat struktur dibebani, deformasi
elastis akan langsung terjadi pada struktur. Pada saat mengalami beban ini,
beton akan terus berdeformasi sejalan dengan waktu. Deformasi tambahan ini disebut
dengan rangkak atau plastic flow. Jika beban terus bekerja, deformasi akan
terus bertambah, hingga deformasi akhir dapat mencapai dua atau tiga kali deformasi
elastis.Jika beban dipindahkan, struktur akan kehilangan deformasi elastisnya,
tetapi hanya sebagian kecil dari deformasi tambahan/rangkak yang akan hilang. Sekitar
75% dari rangkak terjadi pada tahun pertama.
Comments
Post a Comment