Agregat


Agregat
Agregat yang digunakan dalam campuran beton terdiri dari dua jenis, yaitu: agregat halus (pasir) dan agregat kasar (kerikil/split). Agregat halus dan agregat kasar dibedakan berdasarkan ukurannya. Yang termasuk dalam agregat kasar
adalah agregat yang memiliki ukuran lebih besar dari 4.75 mm (standar ASTM), sedang agregat yang berukuran dibawah 4.75 mm dikategorikan sebagai agregat halus.
Agregat halus merupakan salah satu komponen dalam pembuatan beton yang berfungsi untuk mengisi bagian kosong yang tidak bisa ditempati oleh agregat kasar. Dalam pembuatan beton biasanya dibutuhkan beberapa persen dari agregat halus yang biasa disebut pasir. Segala jenis pasir bisa disebut agregat halus apabila tidak ada dalam pasir tersebut suatu komponen yang diameternya lebih dari agregat halus atau yang sudah dikategorikan dalam agregat kasar.






Agregat kasar merupakan komponen paling utama dalam proses pembuatan beton. Agregat kasar biasanya berbentuk kerikil yang berdiameter melebihi ukuran agregat halus, yaitu lebih dari 4.75 mm. Dalam pemilihan agregat kasar tidak boleh sembarangan, karena ada kekuatan tersendiri dalam ukuran agregat kasar tersebut.




Jenis agregrat berdasarkan
ü  Sumbernya:
Alam: Kerikil dan Pasir alami
Buatan: Bijih besi, terak tanur tinggi, fly ash.
ü  Beratnya:
Berat: berat volume beton > 2800 kg/m3
Normal: berat volume beton antara 2200-2500 kg/m3
Ringan: berat volume beton < 2000 kg/m3
ü  Tekstur permukaannya:
halus, berbutir, kasar, berbentuk sarang lebah, dsb
ü  Bentuknya:
bulat, bersudut, pipih, pipih dan panjang, dsb

Agregat kasar yang berasal dari alam berdasarkan jenis batuan asalnya dibagi menjadi:
ü  Asal batuan beku, contoh: granit, quartz-diorit, syenit, basalt, dll
ü  Asal batuan endapan, contoh: dolomit, chert, batu kapur, dll
ü  Asal batuan metamorf, contoh: marmer, kuartsit, dll

Ukuran agregat maksimum
ü  Semakin besar ukuran agregat semakin kecil kebutuhan airnya umtuk meningkatkan kekuatan.
ü  Untuk agregat 38.1 mm, walaupun kekuatan meningkat tapi daerah lekatan berkurang, sehingga timbul masalah diskontinuitas menimbukan beton heterogen yang mengakibatkan  penurunan kekuatan.
ü  Agregat >40 mm dapat meyebabkan risiko segregasi.
ü  Pembatasan struktural (ACI 318 dan PBI, 1989) untuk penulangan dan pemadatan.

Comments

Popular posts from this blog

Pengujian Mekanik Material

Bangunan Lepas Pantai (offshore Platform)

Baja